BBM naik lagi, bagi saya berita yang sudah biasa, seingat saya BBM sudah naik yang kesekian kalinya, entah enam atau yang ketujuh kali, nggak penting.Yang penting dampak yang ditimbulkan. Kalau kita simak alasan pemerintah menaikkan harga BBM adalah sangat masuk akal karena mana letak keadilan kalau pemakai utama BBM yang nota bene orang-orang berduit dikasih subsidi beli premium untuk bahan bakar mobilnya?. Subsisdi yang berjumlah trilyunan rupiah itu jatuh ketangan orang-orang berduit. Sedang kalau kita lihat alasan para pendemo, kenaikan BBM menyebabkan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok. Sembako naik, ongkos transportasi naik, listrik, telepon dan semua kebutuhan rakyat akan ikut naik. Mana yang benar diantara dua alasan itu?, Menurut pendapat saya dua-duanya mempunyai kebenaran dan kelemahan. Republik yang kita cintai ini telah berusia lebih dari 62 tahun, sebagian rakyatnya telah hidup kaya raya menikmati hasil kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pejuang kita, sedang sebagian rakyat yang lain masih hidup dibawah garis kemiskinan, menurut data lebih kurang empat puluhan juta jiwa masih hidup melarat (tak perlu dipersoalkan kebenaran data jumlah kemiskinan ini) karena jumlah kemiskinan yang sebenarnya hanya Tuhanlah yang tahu. Menyikapi keadaan ini labih baik kita bisa berhemat saja, bagi saya yang punya penghasilan tetap meski hanya sedikit hanya dengan cara itulah cara mengatasinya.lampu penerangan dipadamkan kalau nggak perlu anmat, penggunaan sepeda motor dihemat seperlunya, hanya untuk keperluan yang sangat penting bila perlu kembali mengayuh sepeda sekalian berolah raga. Pembelian sembako dari kualitas yang lebih murah dll. Dalam hal ini saya tidak dalam posisi pro atau kontra kenaikan harga BBM, tapi marilah kita lihat kondisi kehidupan ekonomi bangsa ini. Ada ketidak merataan kesejahteraan, ada ketidak adilan, dsb. Inilah yang sebenarnya perlu dibenahi. Selama ini rakyat yang miskin tetap miskin, meski pemerintahan telah silih berganti, dari Soekarno ke Suharto ke Habibi, ke Gus Dur, ke Megawati, ke SBY. Setelah kami amati kemiskinan itu disebabkan adalah kebodohan rakyat yang salah satu faktornya karena mahalnya biaya pendidikan yang sangat tinggi. Maka kunci permasalahan untuk keluar dari kemelut ini hanyalah satu: BEBASKAN SELURUH BEAYA PENDIDIKAN DI SELURUH JENJANG PENDIDIKAN. Apakah hal ini mungkin?, tak ada yang tidak mungkin didunia ini selama ada NIAT. Dari pada anggaran bidang lain yang besar yang akhirnya hanya jadi lahan pesta tikus ( dikorupsi) lebih baik dialihkan saja untuk biaya pendidikan. Saya yakin kalau beaya pendidikan gratis yang akhirnya rakyat jadi pandai, maka sedikit demi sedikit kemiskinan akan lenyap dari bumi Indonesia. Orang korupsipun akan berpikir dua kali untuk melakukan karena rakyat akan berani melaporkan.Selama ini rakyat yang bodoh hanya diam menunggu perubahan yang tak mungkin terjadi ( Sumedi )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar