Agenda KPU tanggal 14 Januari 2013 adalah undian nomor urut partai peserta pemliu
2014, meski hanya sebuah nomor urut ternyata dari beberapa petinggi partai
sangat mengharapkan mendapat nomor yang dianggap cantik dan mudah diingat,
dengan nomor urut yang cantik dan mudah diingat diharapkan membawa kemenangan
dalam pemilu 2014 nanti, benarkah nomor membawa keberuntungan dan keberkahan?.
Meski senang atau tidak senang undian nomor urut partai peserta pemilu telah
diketahui hasilnya. Dari beberapa komentar para petinggi partai ada yang merasa
puas ketika mendapatkan nomor cantik dan mudah diingat dan ada yang berkomentar
singkat menutupi rasa kekecewaannya. Dari hasil pengundian tersebut diperoleh
hasil sbb:
Nomor urut 1, yang mendapat keberuntungan adalah partai Nasional Demokrat
(Nasdem). Partai baru yang akan tampil dalam pemilu tahun 2014 itu merasa
sangat puas dengan nomor undian yang diperoleh. Partai yang dikemudikan oleh
Patrice Rio Capella ini tentunya berharap partainya bisa meraih suara terbanyak
dalam pemilu nanti dengan demikian bisa mengusung calonnya maju dalam pemilihan
presiden nanti. Benarkan nomor urut
satu(1) merupakan angka keberkahan dan kemujuran?. Kita lihat saja sejarah
perpolitikan kita. Menjadi orang nomor satu belum selamanya enak dan
menyenangkan. Sebut saja orang nomor satu disuatu unit kerja, meski dari luar
nampak menyenangkan dengan segala fasilitas yang didapat, tapi banyak juga
diujung kariernya banyak yang terpeleset. Ada yang sakit menaun bahkan ada yang
berakhir di tempat yang memalukan dan tidak menyenangkan (penjara). Banyak
contohnya: ada kepala kantor, pejabat negara (walikota, bupati, gubernur,
anggota DPR/DPRD bahkan presiden).
Nomor urut 2, yang mendapat keberuntungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Partai yang identik dengan partainya kaum sarungan ini begitu mantab dengan
nomor 2. Petinggi partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar lekas
mengungkap jargon PKB yakni setia berdua dunia dan akherat dengan simbol jari peace. Setiap orang menginginkan
mendapat dua (2) kebahagiaan (dunia dan akherat) Mendapat/menjadi nomor dua tak
selamanya enak. Banyak orang menjadi nomor dua ternyata hanya menjadi ban
serep, orang yang dianggap kurang penting, bahkan banyak orang nomor dua tak
pernah akur dengan orang nomor satu dan akhirnya mengundurkan diri. Nomor dua
identik dengan sebutan wakil (Jawa:awak sikil).
Nomor 3, yang mendapat keberuntungan adalah Partai Keadilan Sejahtera
(PKS). Partainya orang Islam yang bertakwa, muda dan cerdas. Presiden PKS
Luthfi Hasan hanya berkomentar singkat: senang mendapat nomor 3 karena mudah
disosialisasikan. Ketika era orde baru yang hanya ada tiga kontestan pemilu,
nomor urut tiga identik dengan nomor yang sial, tak pernah mendapat suara yang
signifikan. Kini PKS mendapat nomor urut 3, semoga saja bisa menjadi tiga besar
dalam meraih kursi di lembaga Legislatif.
Nomor urut 4, yang mendapat keberuntungan adalah Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP). ”Yang penting bukan nomor tapi Banteng Moncong Putih”, demikian
komentar Tjahyo Kumolo menutupi rasa kecewanya. Agak susah mengotak atik nomor
empat. PDIP identik dengan Soekarno. Era kepemimpinan Soekarno telah menjadi
sejarah Indonesia yang tak terlupakan, Era Megawati Sukarno Putri sepertinya
telah ”masuk” konsep buku sejarah Indonesia, lalu siapa trah Soekarno yang bisa
digadang jadi presiden 2014?. Puan Maharani rasanya masih terlalu hijau untuk
maju di Pilpres nanti, tapi kemenangan dalam pemilu legislatif 2014 nanti bisa
jadi batu pijakan bagi PDIP untuk merancang masa depan. Bagi PDIP tentu akan
all out dengan mengusung Banteng Moncong Putih. Untuk sementara nomor 4
tidaklah penting, tapi yang penting generasi keturunan Megawati Sukarno Putri
kelak bisa jadi presiden RI seperti ibu dan eyang kakungnya.
Nomor urut 5. Yang mendapat keberuntungan adalah Partai Golkar. Mendapat
nomor urut 5 Golkar menyambut gembira memperoleh nomor urut tersebut. Wasekjen
Partai Golkar Nurul Arifin menyebut angka 5 sesuai dengan Pancasila. Nurul
mengatakan nomor 5 memiliki arti mendalam dan historis. Angka itu sesuai dengan
jumlah butir dalam Pancasila. Dan Panca bakti yang merupakan ikrar Partai
Golkar. Bagi Golkar mendapat nomor urut angka 5 merupakan keberkahan. Banyak
bilangan 5 menunjukan hal-hal yang bersifat baik, sebut saja sholat wajib yang
ada 5 waktu, Rukun Islam yang berjumlah 5 . Hari pasaran dalam penanggalan jawa
yang ada 5 dsb.Tapi sepak terjang Golkar melakukan malima selama berkuasa juga
tak luput dari ingatan para pemilih.
Nomor urut 6. Yang mendapat keberuntungan adalah Partai Gerakan Indonesia
Raya (Gerindra). Agak susah menafsirkan angka 6 Tapi bagi Gerindra yang
diprakarsai oleh jendral Prabowo Subiyanto ini tak kurang akal, salam double
metal diusulkan menjadi simbol resmi partai untuk kampanye. Angka 6 adalah
penjumlahan dari 5 ditambah 1, maka tentu saja Pancasila(5) dan NKRI(1) menjadi
prinsip perjuangan.
Nomor urut 7. Yang beruntung mendapat nomor urut 7 adalah Partai Demokrat.
Bagi Partai Demokrat angka 7 merupakan angka istimewa, kata Wakil Ketua Umum Jhonny
Allen Marbun, nomor itu merupakan nomor istimewa. Seperti bintang Real Madrid
cristiano Ronaldo. ”Kalau bola CR 7. Tidak hanya menjadi winger juga mencetak gol, ”jelas Jhonny . Angka 7 sangat keramat,
sebut saja 7 keajaiban dunia salah satunya ada di Indonesia (Candi Borobudur),
juga titihan rambut dibelah tujuh (7), yang merupakan jembatan masuk ke
surganya Allah. Jumlah hari dalam seminggu juga ada 7. Namun Partai yang
dibidani oleh SBY ini sekarang sedang menghadapi pusing 7 keliling karena ulah
kadernya yang terlibat mega korupsi.
Nomor urut 8. Yang beruntung memperoleh nomor urut 8 adalah Partai Amanat
Nasional (PAN). Mendapat nomor urut 8, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa menanggapi
datar hasil pengundian nomor urut tersebut.
Baginya semua nomor sama baiknya. ”Nomor itu sama semua, tidak ada yang
istimewa semua nomor baik, 1-10. Pokoknya semua nomor buat saya sama,” kata
Hatta. Tapi bagi orang lain nomor 8 sangat baik lihat saja angka 8 dibolak
balik tetap menjadi angka 8, barang kali hasil pemilu 2014 tetap sama meski
ketua umumnya sudah besanan dengan SBY.
Nomor urut 9, yang mendapat nomor urut angka 9 adalah Partai Persatuan
Pembangunan (PPP). Partai ini langsung menyiapkan sembilan strategi pemenangan
pemilu. Bagi kebanyakan orang angka sembilan (9) merupakan angka terbesar dan
sangat istimewa. Berapa angkapun kalau dikalikan dengan bilangan 9 maka
hasilnya bila dijumlah menjadi sembilan. Contoh: 9x2 = 18 (angka 1 dan 8 bila
dijumlah sama dengan 9). Angka 9 juga angka istimewa karena bisa dijadikan alat
untuk mencari kesalahan tulis angka. Misal anda menulis seharusnya angka
54.3987 tetapi karena kesalahan tertulis menjdi 45.3987, maka selisih dari
54.3987 dikurangi 45.3987= 90.000 jumlah ini akan habis dibagi dengan bilangan
9. Juga di masyarakat Jawa dikenal ungkapan: ”nutupi babahan hawa sanga” (9
lubang), yaitu 2 lubang mata, 2 lubang hidung 2 lubang telinga , 1 lubang
mulut, 1 lubang dubur dan 1 lubang kemaluan. Karena babahan hawa sanga
merupakan pintu masuk perbuatan maksiyat. Partai Islam ini berharap bisa meraih
suara sebanyak-banyaknya dari umat islam Indonesia yang merupakan mayoritas,
tapi kenyataan menunjukaan partai ini sejak dulu tak pernah meraih kemenangan
yang signifikan.
Nomor urut 10. Yang beruntung mendapat nomor urut 10 adalah Partai Hati
Nurani Rakyat (Hanura). Hanura menyamakan nomor urut 10 ini sama dengan nomor
punggung pesepakbola dari klub Barcelona, Lionel Messi. ”Dengan hasil
pengundian nomor urut parpol di KPU, dimana Hanura mendapat nomor urut 10, maka
kami harapkan perolehan suara Hanura pada pemilu nanti akan sama dengan
produktivitas gol yang dibuat oleh Messi yang juga menggunakan nomor punggung
10”, kata ketua DPP Hanura, Saleh Husin.
Ada-ada saja komentar para pimpinan partai dalam
menanggapi nomor urut yang diperoleh, tapi bagi rakyat pemilih tak ada arti
sebuah nomor, siapapun yang menang bagi rakyat tak berkepentingan langsung.
Harapan rakyat kepada para wakilnya
nanti bisa bekerja maksimal memperjuangkan kesejahteraan rakyat, karena selama
ini rakyat sangat kecewa karena 69,7% legislator terindikasi melakukan tindak
korupsi (Thontowi Jauhari, 14/1 2013). Kini frustasi rakyat sudah mencapai
titik jenuh, tak ada lagi toleransi lagi bagi politisi busuk menjadi wakilnya,
hukuman penjara rentang waktu 1 sampai 10 tahun tak lagi sepadan dengan
tuntutan rakyat. Wakil rakyat yang korupsi pantasnya dihukum mati.