Selasa, 09 April 2013

OTAK ATIK NOMOR URUT PARPOL

Agenda KPU tanggal 14 Januari 2013 adalah undian nomor urut partai peserta pemliu 2014, meski hanya sebuah nomor urut ternyata dari beberapa petinggi partai sangat mengharapkan mendapat nomor yang dianggap cantik dan mudah diingat, dengan nomor urut yang cantik dan mudah diingat diharapkan membawa kemenangan dalam pemilu 2014 nanti, benarkah nomor membawa keberuntungan dan keberkahan?. Meski senang atau tidak senang undian nomor urut partai peserta pemilu telah diketahui hasilnya. Dari beberapa komentar para petinggi partai ada yang merasa puas ketika mendapatkan nomor cantik dan mudah diingat dan ada yang berkomentar singkat menutupi rasa kekecewaannya. Dari hasil pengundian tersebut diperoleh hasil sbb:
Nomor urut 1, yang mendapat keberuntungan adalah partai Nasional Demokrat (Nasdem). Partai baru yang akan tampil dalam pemilu tahun 2014 itu merasa sangat puas dengan nomor undian yang diperoleh. Partai yang dikemudikan oleh Patrice Rio Capella ini tentunya berharap partainya bisa meraih suara terbanyak dalam pemilu nanti dengan demikian bisa mengusung calonnya maju dalam pemilihan presiden nanti. Benarkan nomor  urut satu(1) merupakan angka keberkahan dan kemujuran?. Kita lihat saja sejarah perpolitikan kita. Menjadi orang nomor satu belum selamanya enak dan menyenangkan. Sebut saja orang nomor satu disuatu unit kerja, meski dari luar nampak menyenangkan dengan segala fasilitas yang didapat, tapi banyak juga diujung kariernya banyak yang terpeleset. Ada yang sakit menaun bahkan ada yang berakhir di tempat yang memalukan dan tidak menyenangkan (penjara). Banyak contohnya: ada kepala kantor, pejabat negara (walikota, bupati, gubernur, anggota DPR/DPRD bahkan presiden).
Nomor urut 2, yang mendapat keberuntungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai yang identik dengan partainya kaum sarungan ini begitu mantab dengan nomor 2. Petinggi partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar lekas mengungkap jargon PKB yakni setia berdua dunia dan akherat dengan simbol jari peace. Setiap orang menginginkan mendapat dua (2) kebahagiaan (dunia dan akherat) Mendapat/menjadi nomor dua tak selamanya enak. Banyak orang menjadi nomor dua ternyata hanya menjadi ban serep, orang yang dianggap kurang penting, bahkan banyak orang nomor dua tak pernah akur dengan orang nomor satu dan akhirnya mengundurkan diri. Nomor dua identik dengan sebutan wakil (Jawa:awak sikil).
Nomor 3, yang mendapat keberuntungan adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partainya orang Islam yang bertakwa, muda dan cerdas. Presiden PKS Luthfi Hasan hanya berkomentar singkat: senang mendapat nomor 3 karena mudah disosialisasikan. Ketika era orde baru yang hanya ada tiga kontestan pemilu, nomor urut tiga identik dengan nomor yang sial, tak pernah mendapat suara yang signifikan. Kini PKS mendapat nomor urut 3, semoga saja bisa menjadi tiga besar dalam meraih kursi di lembaga Legislatif.
Nomor urut 4, yang mendapat keberuntungan adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). ”Yang penting bukan nomor tapi Banteng Moncong Putih”, demikian komentar Tjahyo Kumolo menutupi rasa kecewanya. Agak susah mengotak atik nomor empat. PDIP identik dengan Soekarno. Era kepemimpinan Soekarno telah menjadi sejarah Indonesia yang tak terlupakan, Era Megawati Sukarno Putri sepertinya telah ”masuk” konsep buku sejarah Indonesia, lalu siapa trah Soekarno yang bisa digadang jadi presiden 2014?. Puan Maharani rasanya masih terlalu hijau untuk maju di Pilpres nanti, tapi kemenangan dalam pemilu legislatif 2014 nanti bisa jadi batu pijakan bagi PDIP untuk merancang masa depan. Bagi PDIP tentu akan all out dengan mengusung Banteng Moncong Putih. Untuk sementara nomor 4 tidaklah penting, tapi yang penting generasi keturunan Megawati Sukarno Putri kelak bisa jadi presiden RI seperti ibu dan eyang kakungnya.
Nomor urut 5. Yang mendapat keberuntungan adalah Partai Golkar. Mendapat nomor urut 5 Golkar menyambut gembira memperoleh nomor urut tersebut. Wasekjen Partai Golkar Nurul Arifin menyebut angka 5 sesuai dengan Pancasila. Nurul mengatakan nomor 5 memiliki arti mendalam dan historis. Angka itu sesuai dengan jumlah butir dalam Pancasila. Dan Panca bakti yang merupakan ikrar Partai Golkar. Bagi Golkar mendapat nomor urut angka 5 merupakan keberkahan. Banyak bilangan 5 menunjukan hal-hal yang bersifat baik, sebut saja sholat wajib yang ada 5 waktu, Rukun Islam yang berjumlah 5 . Hari pasaran dalam penanggalan jawa yang ada 5 dsb.Tapi sepak terjang Golkar melakukan malima selama berkuasa juga tak luput dari ingatan para pemilih.
Nomor urut 6. Yang mendapat keberuntungan adalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Agak susah menafsirkan angka 6 Tapi bagi Gerindra yang diprakarsai oleh jendral Prabowo Subiyanto ini tak kurang akal, salam double metal diusulkan menjadi simbol resmi partai untuk kampanye. Angka 6 adalah penjumlahan dari 5 ditambah 1, maka tentu saja Pancasila(5) dan NKRI(1) menjadi prinsip perjuangan.
Nomor urut 7. Yang beruntung mendapat nomor urut 7 adalah Partai Demokrat. Bagi Partai Demokrat angka 7 merupakan angka istimewa, kata Wakil Ketua Umum Jhonny Allen Marbun, nomor itu merupakan nomor istimewa. Seperti bintang Real Madrid cristiano Ronaldo. ”Kalau bola CR 7. Tidak hanya menjadi winger juga mencetak gol, ”jelas Jhonny . Angka 7 sangat keramat, sebut saja 7 keajaiban dunia salah satunya ada di Indonesia (Candi Borobudur), juga titihan rambut dibelah tujuh (7), yang merupakan jembatan masuk ke surganya Allah. Jumlah hari dalam seminggu juga ada 7. Namun Partai yang dibidani oleh SBY ini sekarang sedang menghadapi pusing 7 keliling karena ulah kadernya yang terlibat mega korupsi.
Nomor urut 8. Yang beruntung memperoleh nomor urut 8 adalah Partai Amanat Nasional (PAN). Mendapat nomor urut 8, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa menanggapi datar hasil  pengundian nomor urut tersebut. Baginya semua nomor sama baiknya. ”Nomor itu sama semua, tidak ada yang istimewa semua nomor baik, 1-10. Pokoknya semua nomor buat saya sama,” kata Hatta. Tapi bagi orang lain nomor 8 sangat baik lihat saja angka 8 dibolak balik tetap menjadi angka 8, barang kali hasil pemilu 2014 tetap sama meski ketua umumnya sudah besanan dengan SBY.
Nomor urut 9, yang mendapat nomor urut angka 9 adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai ini langsung menyiapkan sembilan strategi pemenangan pemilu. Bagi kebanyakan orang angka sembilan (9) merupakan angka terbesar dan sangat istimewa. Berapa angkapun kalau dikalikan dengan bilangan 9 maka hasilnya bila dijumlah menjadi sembilan. Contoh: 9x2 = 18 (angka 1 dan 8 bila dijumlah sama dengan 9). Angka 9 juga angka istimewa karena bisa dijadikan alat untuk mencari kesalahan tulis angka. Misal anda menulis seharusnya angka 54.3987 tetapi karena kesalahan tertulis menjdi 45.3987, maka selisih dari 54.3987 dikurangi 45.3987= 90.000 jumlah ini akan habis dibagi dengan bilangan 9. Juga di masyarakat Jawa dikenal ungkapan: ”nutupi babahan hawa sanga” (9 lubang), yaitu 2 lubang mata, 2 lubang hidung 2 lubang telinga , 1 lubang mulut, 1 lubang dubur dan 1 lubang kemaluan. Karena babahan hawa sanga merupakan pintu masuk perbuatan maksiyat. Partai Islam ini berharap bisa meraih suara sebanyak-banyaknya dari umat islam Indonesia yang merupakan mayoritas, tapi kenyataan menunjukaan partai ini sejak dulu tak pernah meraih kemenangan yang signifikan.
Nomor urut 10. Yang beruntung mendapat nomor urut 10 adalah Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Hanura menyamakan nomor urut 10 ini sama dengan nomor punggung pesepakbola dari klub Barcelona, Lionel Messi. ”Dengan hasil pengundian nomor urut parpol di KPU, dimana Hanura mendapat nomor urut 10, maka kami harapkan perolehan suara Hanura pada pemilu nanti akan sama dengan produktivitas gol yang dibuat oleh Messi yang juga menggunakan nomor punggung 10”, kata ketua DPP Hanura, Saleh Husin.
Ada-ada saja komentar para pimpinan partai dalam menanggapi nomor urut yang diperoleh, tapi bagi rakyat pemilih tak ada arti sebuah nomor, siapapun yang menang bagi rakyat tak berkepentingan langsung. Harapan  rakyat kepada para wakilnya nanti bisa bekerja maksimal memperjuangkan kesejahteraan rakyat, karena selama ini rakyat sangat kecewa karena 69,7% legislator terindikasi melakukan tindak korupsi (Thontowi Jauhari, 14/1 2013). Kini frustasi rakyat sudah mencapai titik jenuh, tak ada lagi toleransi lagi bagi politisi busuk menjadi wakilnya, hukuman penjara rentang waktu 1 sampai 10 tahun tak lagi sepadan dengan tuntutan rakyat. Wakil rakyat yang korupsi pantasnya dihukum mati.