Selasa, 09 April 2013

Renungan Awal Tahun 2013

Sinar matahari pagi tahun 2013 sudah terasa hangat, sudah selayaknya kita sambut dengan penuh harapan, bukankah sebuah harapan adalah harta yang harus dimiliki setiap insan dibumi ini?. Tidak berlebihan kalau kita punya harapan bahwa dunia yang kita tempati ini  menjadi dunia yang penuh dengan kedamaian, ketenangan, dunia tanpa kekerasan dan dunia tanpa penderitaan dan kemiskinan.
Dikancah internasional, sudah puluhan tahun antara rakyat Palestina khususnya dan dunia Arab bertempur melawan Yahudi Izrael, mereka tidak pernah akur. Sudah sekian dekade kaum Suni dan Syiah di kalangan umat Islam saling bertikai, sudah belasan tahun rakyat Pakistan dan India saling curiga dan sesekali saling menyerang, sudah lebih setengah abad rakyat Korea selatan dan Korea utara bersitegang dan berkali-kali saling menyerang.
Dalam skala nasional, kita merasa sedih jika mengenang kejadian tahun 1965 dan 1966 yang meninggalkan luka sejarah, sesama bangsa Indonesia saling bertikai, saling membunuh, saling curiga dan menunggu kelengahan pihak lain untuk membalas dendam kesumat yang ada didada masing-masing. Tragedi demi tragedi kemanusiaan telah kita alami selama ini. Masih lekat ingatan kita ketika wilayah Aceh masih membara, Irian Jaya bergolak, Timor Timur mendidih, dan berbagai daerah yang belum merasakan ketentraman lahir batin. Timbul pertanyaan dalam batin kita, apa yang kita peroleh dari perbuatan permusuhan?.
Tidak mudah memang menghilangkan keharusan suatu bangsa atau individu untuk tidak melakukan kekerasan atau pertempuran. Kadang suatu kebijakan politik pemerintah mengharuskan seuatu bangsa harus mengangkat senjata. Kadang demi suatu keyakinan tertentu sekelompok umat harus menyerang kelompok lain yang dianggap telah menghina keyakinannya. Mengapa mereka tak mau sedikit bersabar dan menahan diri, seolah menabukan adanya meja perundingan.
Perdamaian memang mudah diucapkan namun sulit untuk diwujudkan, meski demikian kita harus terus berusaha mewujudkan perdamaian yang diimpikan setiap insan yang bermukim dibumi ini. Entahlah apa yang ada dibatin setiap idividu, entahlah apa yang ada dibenak para pemimpin umat, entahlah apa yang dipikirkan setiap penguasa negara, yang jelas tahun  2013 harus dijadikan momentum sebagai tahun perdamaian dunia, kita awali dari hari ini tanggal 1 Januari 2013 sebagai hari perdamaian dunia, ucapkan kata-kata dengan tegas dan penuh semangat: Stop kekerasan, ciptakan perdamaian, dan tancapkan niyat yang kokoh disetiap dada kita, sejak detik ini tidak akan melakukan kekerasan.
Sungguh indah sekali jika setiap insan dibumi ini mengucapkan ikrar seperti itu, namun ikrar tersebut harus diemplemantasikan dalam sikap dan perbuatan. Kini dipinggiran jalan raya ditengah kota telah berjajar saudara-saudara kita yang menjajakan aneka terompet dari kertas dengan aneka warna dan model. Sungguh menarik ajakan rakyat kecil tersebut mengajak kita untuk meniup terompet perdamaian menjelang pergantian tahun, tapi apalah arti tiupan terompet perdamaian pedagang terompet jika para penguasa dan pengambil keputusan tidak mengemplementasikan dalam langkah-langkah perdamaian?.
Salah  satu penyebab suburnya budaya kekerasan dinegeri ini adalah merebaknya ketidak adilan disekeliling kita. Tengoklah para buruh yang terpinggirkan oleh kebijakan outsoursing, lihatlah petani kita yang terombang-ambingkan harga jual gabah disaat mereka panen. Tengoklah saudara kita yang masih berstatus penganggur,  luangkan sedikit waktu untuk melihat saudara kita kaum difabel yang merana, kunjungilah panti anak yatim dan panti wreda disekitar kita, disanalah ada pemandangan yang menyedihkan. Kemudian bandingkan dengan glamornya para selebritas kita, sandingkan dengan polah tingkah wakil rakyat kita di senayan dan daerah lain. Bandingkan dengan kehidupan para pejabat yang korup, tentu akan dapat saudara lihat ketimpangan yang semakin melebar tak terkendali. Kondisi inilah yang sering jadi penyebab peperangan, kekerasan, kerusuhan, bentrokan, tawuran dan sejenisnya. Arti sebuah perdamaian semakin menjauh dari kenyataan.
Bumi katulistiwa yang indah dan hijau serta luas seharusnya bisa memakmurkan seluruh rakyatnya. Gunung emas, limpahan minyak, bongkahan batu bara, lebatnya hutan, luasnya lautan serta kekayaan alam yang serba melimpah seharusnya bisa dinikmati bersama. Jangan ada kemiskinan dinegeri ini, jangan ada kekerasan dinegeri ini. Budaya rakyat Indonesia yang ketimuran yang santun dan saling menghormati seharusnya tidak boleh hilang hanya karena persoalan ketidak adilan.
Tahun 2013 meski merupakan tahun persiapan aneka macam pemilu besuk tahun 2014, seharusnya dijadikan momen awal untuk mencetuskan niyat-niyat perdamaian. Ajang pemilu boleh beda pendapat tapi kerukunan lebih utama. Para pemimpin boleh bersaing menunjukkan program yang mengutamakan kepentingan rakyat, tetapi jangan mengorbankan rakyat. Jadikanlah tahun 2013 sebagai tahun awal pengabdian para pemimpin kepada rakyatnya, yang sudah merasa mengabdi hendaklah meningkatkan pengabdiannya, yang masih mempunyai niyat dan agenda lain hendaklah kembali meluruskan niyatnya untuk mengabdi kepada rakyatnya.
Ucapkan janji
Para pemimpin di Solo raya baik bupati maupun walikota, jadikanlah momentum tahun baru 2013 ini untuk kembali berjanji, setidak-tidaknya janji dalam hati untuk memakmurkan dan menyejahterakan seluruh rakyatnya, ingatlah masih banyak rakyat anda yang hidup miskin, menganggur, terpinggirkan dan aneka masalah yang tidak mengenakkan, kini saatnya saudara lebih fokus memikirkan mereka. Alihkan perhatian anda barang sebentar dari kebiasaan memanjakan sikaya, mendahulukan si sukses. Terimalah kedatangan para-para penyandang masalah sosial ini, dengarkan keluhan mereka, dengarkan harapan mereka.
Mereka inilah sebenarnya yang perlu mendapat prioritas penanganan anda. APBD harus lebih berpihak pada rakyat, pernahkah anda mendengar cacian dan umpatan rakyat kecil melihat para pemimpinnya mengadakan studi banding keluar kota/keluar negeri?. Mungkin anda perlu tahu rintihan tangis rakyat kecil ketika anda mengalokasikan pembelian mobil baru untuk pejabat sementara nasib rakyat kecil terabaikan. Dikota Solo saja masih lebih 15% rakyatnya yang miskin apalagi di kabupaten-kabupaten.
Belum terlambat
Tidak ada kata terlambat untuk berbuat baik terhadap rakyatnya, kemiskinan pangkal dari segala persoalan hidup, inilah prioritas yang harus segera ditangani, sudah lama mereka ini menunggu perubahan nasib, jangan tunda lagi harapan mereka di tahun 2013 ini manjadi hampa. Jadikan hari perdamaian dunia ini menjadi tahun perdamaian di bumi Solo raya. Stop kekerasan meski berdemensi lokal, tret,,, tret,,, tret,....... Selamat tahun baru.