Selasa, 09 April 2013

Bakmi Jawa (100% Halal)




Bahan pokok yang dibutuhkan:
  1. Bakmi telor basah
  2. Bihun
  3. Mi kering (untuk cadangan)
  4. Telor ayam
  5. Telor puyuh (sedikit/pelengkap)
Sayuran yang dibutuhkan:
Kobis (kol)
Loncang
Wortel
Sawi hijau
Kembang kobis
Kentang
Daun Selada (hanya untuk racikan selat)
Seledri, Kapri ( hanya untuk paklay)
Timun (untuk acar)
Tomat
Bumbu-bumbu yang dibutuhkan:
Garam, Gula merah, Gula pasir, Bawang putih, Bawang Merah, Kemiri, Mrica halus, Vetsin(Msg), Magi, Kecap manis, Minyak goreng, Mentega, Sambal terasi (untuk Nasi goreng), Saos tomat, Brambang goreng (untuk penyedap).
Kaldu Ayam:
Udang basah dikupas + kemiri + bawang merah dilembutkan lalu digongso dan direbus+kaldu ayam(kental)+ magi.

Cara membuat kekyan:
1kg terigu + 3 butir telor ayam + udang (dilembutkan)+bumbu (garam, gees (soda kue secukup nya)+air secukupnya kemudian aduk sampai rata menjadi adonan. Kemudian adonan digoreng.

Jenis-jenis masakan:
  1. Bakmi goreng/ bakmi rebus
  2. Bihun goreng/ bihun rebus
  3. Capjae goreng/ Capjae rebus
  4. Nasi goreng (tambahkan kerupuk udang + ko bis/tomat mentah)
  5. Paklay (masakan sayur+jerohan ayam+telor puyuh)
  6. Racikan selat (tambahkan telor rebus)


Tambahan bumbu dimeja makan:

Kecap manis, garam halus, merica halus, saos tomat, sambal (lombok+ bawang), cuka, lombok rawit.

==Selamat mencoba==

Renungan Awal Tahun 2013

Sinar matahari pagi tahun 2013 sudah terasa hangat, sudah selayaknya kita sambut dengan penuh harapan, bukankah sebuah harapan adalah harta yang harus dimiliki setiap insan dibumi ini?. Tidak berlebihan kalau kita punya harapan bahwa dunia yang kita tempati ini  menjadi dunia yang penuh dengan kedamaian, ketenangan, dunia tanpa kekerasan dan dunia tanpa penderitaan dan kemiskinan.
Dikancah internasional, sudah puluhan tahun antara rakyat Palestina khususnya dan dunia Arab bertempur melawan Yahudi Izrael, mereka tidak pernah akur. Sudah sekian dekade kaum Suni dan Syiah di kalangan umat Islam saling bertikai, sudah belasan tahun rakyat Pakistan dan India saling curiga dan sesekali saling menyerang, sudah lebih setengah abad rakyat Korea selatan dan Korea utara bersitegang dan berkali-kali saling menyerang.
Dalam skala nasional, kita merasa sedih jika mengenang kejadian tahun 1965 dan 1966 yang meninggalkan luka sejarah, sesama bangsa Indonesia saling bertikai, saling membunuh, saling curiga dan menunggu kelengahan pihak lain untuk membalas dendam kesumat yang ada didada masing-masing. Tragedi demi tragedi kemanusiaan telah kita alami selama ini. Masih lekat ingatan kita ketika wilayah Aceh masih membara, Irian Jaya bergolak, Timor Timur mendidih, dan berbagai daerah yang belum merasakan ketentraman lahir batin. Timbul pertanyaan dalam batin kita, apa yang kita peroleh dari perbuatan permusuhan?.
Tidak mudah memang menghilangkan keharusan suatu bangsa atau individu untuk tidak melakukan kekerasan atau pertempuran. Kadang suatu kebijakan politik pemerintah mengharuskan seuatu bangsa harus mengangkat senjata. Kadang demi suatu keyakinan tertentu sekelompok umat harus menyerang kelompok lain yang dianggap telah menghina keyakinannya. Mengapa mereka tak mau sedikit bersabar dan menahan diri, seolah menabukan adanya meja perundingan.
Perdamaian memang mudah diucapkan namun sulit untuk diwujudkan, meski demikian kita harus terus berusaha mewujudkan perdamaian yang diimpikan setiap insan yang bermukim dibumi ini. Entahlah apa yang ada dibatin setiap idividu, entahlah apa yang ada dibenak para pemimpin umat, entahlah apa yang dipikirkan setiap penguasa negara, yang jelas tahun  2013 harus dijadikan momentum sebagai tahun perdamaian dunia, kita awali dari hari ini tanggal 1 Januari 2013 sebagai hari perdamaian dunia, ucapkan kata-kata dengan tegas dan penuh semangat: Stop kekerasan, ciptakan perdamaian, dan tancapkan niyat yang kokoh disetiap dada kita, sejak detik ini tidak akan melakukan kekerasan.
Sungguh indah sekali jika setiap insan dibumi ini mengucapkan ikrar seperti itu, namun ikrar tersebut harus diemplemantasikan dalam sikap dan perbuatan. Kini dipinggiran jalan raya ditengah kota telah berjajar saudara-saudara kita yang menjajakan aneka terompet dari kertas dengan aneka warna dan model. Sungguh menarik ajakan rakyat kecil tersebut mengajak kita untuk meniup terompet perdamaian menjelang pergantian tahun, tapi apalah arti tiupan terompet perdamaian pedagang terompet jika para penguasa dan pengambil keputusan tidak mengemplementasikan dalam langkah-langkah perdamaian?.
Salah  satu penyebab suburnya budaya kekerasan dinegeri ini adalah merebaknya ketidak adilan disekeliling kita. Tengoklah para buruh yang terpinggirkan oleh kebijakan outsoursing, lihatlah petani kita yang terombang-ambingkan harga jual gabah disaat mereka panen. Tengoklah saudara kita yang masih berstatus penganggur,  luangkan sedikit waktu untuk melihat saudara kita kaum difabel yang merana, kunjungilah panti anak yatim dan panti wreda disekitar kita, disanalah ada pemandangan yang menyedihkan. Kemudian bandingkan dengan glamornya para selebritas kita, sandingkan dengan polah tingkah wakil rakyat kita di senayan dan daerah lain. Bandingkan dengan kehidupan para pejabat yang korup, tentu akan dapat saudara lihat ketimpangan yang semakin melebar tak terkendali. Kondisi inilah yang sering jadi penyebab peperangan, kekerasan, kerusuhan, bentrokan, tawuran dan sejenisnya. Arti sebuah perdamaian semakin menjauh dari kenyataan.
Bumi katulistiwa yang indah dan hijau serta luas seharusnya bisa memakmurkan seluruh rakyatnya. Gunung emas, limpahan minyak, bongkahan batu bara, lebatnya hutan, luasnya lautan serta kekayaan alam yang serba melimpah seharusnya bisa dinikmati bersama. Jangan ada kemiskinan dinegeri ini, jangan ada kekerasan dinegeri ini. Budaya rakyat Indonesia yang ketimuran yang santun dan saling menghormati seharusnya tidak boleh hilang hanya karena persoalan ketidak adilan.
Tahun 2013 meski merupakan tahun persiapan aneka macam pemilu besuk tahun 2014, seharusnya dijadikan momen awal untuk mencetuskan niyat-niyat perdamaian. Ajang pemilu boleh beda pendapat tapi kerukunan lebih utama. Para pemimpin boleh bersaing menunjukkan program yang mengutamakan kepentingan rakyat, tetapi jangan mengorbankan rakyat. Jadikanlah tahun 2013 sebagai tahun awal pengabdian para pemimpin kepada rakyatnya, yang sudah merasa mengabdi hendaklah meningkatkan pengabdiannya, yang masih mempunyai niyat dan agenda lain hendaklah kembali meluruskan niyatnya untuk mengabdi kepada rakyatnya.
Ucapkan janji
Para pemimpin di Solo raya baik bupati maupun walikota, jadikanlah momentum tahun baru 2013 ini untuk kembali berjanji, setidak-tidaknya janji dalam hati untuk memakmurkan dan menyejahterakan seluruh rakyatnya, ingatlah masih banyak rakyat anda yang hidup miskin, menganggur, terpinggirkan dan aneka masalah yang tidak mengenakkan, kini saatnya saudara lebih fokus memikirkan mereka. Alihkan perhatian anda barang sebentar dari kebiasaan memanjakan sikaya, mendahulukan si sukses. Terimalah kedatangan para-para penyandang masalah sosial ini, dengarkan keluhan mereka, dengarkan harapan mereka.
Mereka inilah sebenarnya yang perlu mendapat prioritas penanganan anda. APBD harus lebih berpihak pada rakyat, pernahkah anda mendengar cacian dan umpatan rakyat kecil melihat para pemimpinnya mengadakan studi banding keluar kota/keluar negeri?. Mungkin anda perlu tahu rintihan tangis rakyat kecil ketika anda mengalokasikan pembelian mobil baru untuk pejabat sementara nasib rakyat kecil terabaikan. Dikota Solo saja masih lebih 15% rakyatnya yang miskin apalagi di kabupaten-kabupaten.
Belum terlambat
Tidak ada kata terlambat untuk berbuat baik terhadap rakyatnya, kemiskinan pangkal dari segala persoalan hidup, inilah prioritas yang harus segera ditangani, sudah lama mereka ini menunggu perubahan nasib, jangan tunda lagi harapan mereka di tahun 2013 ini manjadi hampa. Jadikan hari perdamaian dunia ini menjadi tahun perdamaian di bumi Solo raya. Stop kekerasan meski berdemensi lokal, tret,,, tret,,, tret,....... Selamat tahun baru.

OTAK ATIK NOMOR URUT PARPOL

Agenda KPU tanggal 14 Januari 2013 adalah undian nomor urut partai peserta pemliu 2014, meski hanya sebuah nomor urut ternyata dari beberapa petinggi partai sangat mengharapkan mendapat nomor yang dianggap cantik dan mudah diingat, dengan nomor urut yang cantik dan mudah diingat diharapkan membawa kemenangan dalam pemilu 2014 nanti, benarkah nomor membawa keberuntungan dan keberkahan?. Meski senang atau tidak senang undian nomor urut partai peserta pemilu telah diketahui hasilnya. Dari beberapa komentar para petinggi partai ada yang merasa puas ketika mendapatkan nomor cantik dan mudah diingat dan ada yang berkomentar singkat menutupi rasa kekecewaannya. Dari hasil pengundian tersebut diperoleh hasil sbb:
Nomor urut 1, yang mendapat keberuntungan adalah partai Nasional Demokrat (Nasdem). Partai baru yang akan tampil dalam pemilu tahun 2014 itu merasa sangat puas dengan nomor undian yang diperoleh. Partai yang dikemudikan oleh Patrice Rio Capella ini tentunya berharap partainya bisa meraih suara terbanyak dalam pemilu nanti dengan demikian bisa mengusung calonnya maju dalam pemilihan presiden nanti. Benarkan nomor  urut satu(1) merupakan angka keberkahan dan kemujuran?. Kita lihat saja sejarah perpolitikan kita. Menjadi orang nomor satu belum selamanya enak dan menyenangkan. Sebut saja orang nomor satu disuatu unit kerja, meski dari luar nampak menyenangkan dengan segala fasilitas yang didapat, tapi banyak juga diujung kariernya banyak yang terpeleset. Ada yang sakit menaun bahkan ada yang berakhir di tempat yang memalukan dan tidak menyenangkan (penjara). Banyak contohnya: ada kepala kantor, pejabat negara (walikota, bupati, gubernur, anggota DPR/DPRD bahkan presiden).
Nomor urut 2, yang mendapat keberuntungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai yang identik dengan partainya kaum sarungan ini begitu mantab dengan nomor 2. Petinggi partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar lekas mengungkap jargon PKB yakni setia berdua dunia dan akherat dengan simbol jari peace. Setiap orang menginginkan mendapat dua (2) kebahagiaan (dunia dan akherat) Mendapat/menjadi nomor dua tak selamanya enak. Banyak orang menjadi nomor dua ternyata hanya menjadi ban serep, orang yang dianggap kurang penting, bahkan banyak orang nomor dua tak pernah akur dengan orang nomor satu dan akhirnya mengundurkan diri. Nomor dua identik dengan sebutan wakil (Jawa:awak sikil).
Nomor 3, yang mendapat keberuntungan adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partainya orang Islam yang bertakwa, muda dan cerdas. Presiden PKS Luthfi Hasan hanya berkomentar singkat: senang mendapat nomor 3 karena mudah disosialisasikan. Ketika era orde baru yang hanya ada tiga kontestan pemilu, nomor urut tiga identik dengan nomor yang sial, tak pernah mendapat suara yang signifikan. Kini PKS mendapat nomor urut 3, semoga saja bisa menjadi tiga besar dalam meraih kursi di lembaga Legislatif.
Nomor urut 4, yang mendapat keberuntungan adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). ”Yang penting bukan nomor tapi Banteng Moncong Putih”, demikian komentar Tjahyo Kumolo menutupi rasa kecewanya. Agak susah mengotak atik nomor empat. PDIP identik dengan Soekarno. Era kepemimpinan Soekarno telah menjadi sejarah Indonesia yang tak terlupakan, Era Megawati Sukarno Putri sepertinya telah ”masuk” konsep buku sejarah Indonesia, lalu siapa trah Soekarno yang bisa digadang jadi presiden 2014?. Puan Maharani rasanya masih terlalu hijau untuk maju di Pilpres nanti, tapi kemenangan dalam pemilu legislatif 2014 nanti bisa jadi batu pijakan bagi PDIP untuk merancang masa depan. Bagi PDIP tentu akan all out dengan mengusung Banteng Moncong Putih. Untuk sementara nomor 4 tidaklah penting, tapi yang penting generasi keturunan Megawati Sukarno Putri kelak bisa jadi presiden RI seperti ibu dan eyang kakungnya.
Nomor urut 5. Yang mendapat keberuntungan adalah Partai Golkar. Mendapat nomor urut 5 Golkar menyambut gembira memperoleh nomor urut tersebut. Wasekjen Partai Golkar Nurul Arifin menyebut angka 5 sesuai dengan Pancasila. Nurul mengatakan nomor 5 memiliki arti mendalam dan historis. Angka itu sesuai dengan jumlah butir dalam Pancasila. Dan Panca bakti yang merupakan ikrar Partai Golkar. Bagi Golkar mendapat nomor urut angka 5 merupakan keberkahan. Banyak bilangan 5 menunjukan hal-hal yang bersifat baik, sebut saja sholat wajib yang ada 5 waktu, Rukun Islam yang berjumlah 5 . Hari pasaran dalam penanggalan jawa yang ada 5 dsb.Tapi sepak terjang Golkar melakukan malima selama berkuasa juga tak luput dari ingatan para pemilih.
Nomor urut 6. Yang mendapat keberuntungan adalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Agak susah menafsirkan angka 6 Tapi bagi Gerindra yang diprakarsai oleh jendral Prabowo Subiyanto ini tak kurang akal, salam double metal diusulkan menjadi simbol resmi partai untuk kampanye. Angka 6 adalah penjumlahan dari 5 ditambah 1, maka tentu saja Pancasila(5) dan NKRI(1) menjadi prinsip perjuangan.
Nomor urut 7. Yang beruntung mendapat nomor urut 7 adalah Partai Demokrat. Bagi Partai Demokrat angka 7 merupakan angka istimewa, kata Wakil Ketua Umum Jhonny Allen Marbun, nomor itu merupakan nomor istimewa. Seperti bintang Real Madrid cristiano Ronaldo. ”Kalau bola CR 7. Tidak hanya menjadi winger juga mencetak gol, ”jelas Jhonny . Angka 7 sangat keramat, sebut saja 7 keajaiban dunia salah satunya ada di Indonesia (Candi Borobudur), juga titihan rambut dibelah tujuh (7), yang merupakan jembatan masuk ke surganya Allah. Jumlah hari dalam seminggu juga ada 7. Namun Partai yang dibidani oleh SBY ini sekarang sedang menghadapi pusing 7 keliling karena ulah kadernya yang terlibat mega korupsi.
Nomor urut 8. Yang beruntung memperoleh nomor urut 8 adalah Partai Amanat Nasional (PAN). Mendapat nomor urut 8, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa menanggapi datar hasil  pengundian nomor urut tersebut. Baginya semua nomor sama baiknya. ”Nomor itu sama semua, tidak ada yang istimewa semua nomor baik, 1-10. Pokoknya semua nomor buat saya sama,” kata Hatta. Tapi bagi orang lain nomor 8 sangat baik lihat saja angka 8 dibolak balik tetap menjadi angka 8, barang kali hasil pemilu 2014 tetap sama meski ketua umumnya sudah besanan dengan SBY.
Nomor urut 9, yang mendapat nomor urut angka 9 adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai ini langsung menyiapkan sembilan strategi pemenangan pemilu. Bagi kebanyakan orang angka sembilan (9) merupakan angka terbesar dan sangat istimewa. Berapa angkapun kalau dikalikan dengan bilangan 9 maka hasilnya bila dijumlah menjadi sembilan. Contoh: 9x2 = 18 (angka 1 dan 8 bila dijumlah sama dengan 9). Angka 9 juga angka istimewa karena bisa dijadikan alat untuk mencari kesalahan tulis angka. Misal anda menulis seharusnya angka 54.3987 tetapi karena kesalahan tertulis menjdi 45.3987, maka selisih dari 54.3987 dikurangi 45.3987= 90.000 jumlah ini akan habis dibagi dengan bilangan 9. Juga di masyarakat Jawa dikenal ungkapan: ”nutupi babahan hawa sanga” (9 lubang), yaitu 2 lubang mata, 2 lubang hidung 2 lubang telinga , 1 lubang mulut, 1 lubang dubur dan 1 lubang kemaluan. Karena babahan hawa sanga merupakan pintu masuk perbuatan maksiyat. Partai Islam ini berharap bisa meraih suara sebanyak-banyaknya dari umat islam Indonesia yang merupakan mayoritas, tapi kenyataan menunjukaan partai ini sejak dulu tak pernah meraih kemenangan yang signifikan.
Nomor urut 10. Yang beruntung mendapat nomor urut 10 adalah Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Hanura menyamakan nomor urut 10 ini sama dengan nomor punggung pesepakbola dari klub Barcelona, Lionel Messi. ”Dengan hasil pengundian nomor urut parpol di KPU, dimana Hanura mendapat nomor urut 10, maka kami harapkan perolehan suara Hanura pada pemilu nanti akan sama dengan produktivitas gol yang dibuat oleh Messi yang juga menggunakan nomor punggung 10”, kata ketua DPP Hanura, Saleh Husin.
Ada-ada saja komentar para pimpinan partai dalam menanggapi nomor urut yang diperoleh, tapi bagi rakyat pemilih tak ada arti sebuah nomor, siapapun yang menang bagi rakyat tak berkepentingan langsung. Harapan  rakyat kepada para wakilnya nanti bisa bekerja maksimal memperjuangkan kesejahteraan rakyat, karena selama ini rakyat sangat kecewa karena 69,7% legislator terindikasi melakukan tindak korupsi (Thontowi Jauhari, 14/1 2013). Kini frustasi rakyat sudah mencapai titik jenuh, tak ada lagi toleransi lagi bagi politisi busuk menjadi wakilnya, hukuman penjara rentang waktu 1 sampai 10 tahun tak lagi sepadan dengan tuntutan rakyat. Wakil rakyat yang korupsi pantasnya dihukum mati.

Lassmaro Nguri-uri Basa Jawi




 
Sugeng pepanggihan
Lassmaro pinangka pakempalan utawi paguyuban para alumni SMA. 2 Negeri Surakarta sayektos kedah tumut nguri-uri basa Jawi. Kula pinangka salah satunggalipun alumni sanget prihatos nyumerapi kahanan sakpunika. Kathah sanget para kaneman ingkang sampun mboten purun ngginakaken basa Jawi kanthi pawadan werni-werni. Wonten ingkang alesan bilih basa Jawi punika angel, basa Jawi punika mboten gaul lsp, punapa malih para putra putri ingkang gesang wonten saknjawinipun Jawa Tengah kadosta Jakarta, Bandung, Bogor lan sanesipun, kamangka rama lan ibunipun inggih priyantun Jawi lan malah sampun nate pidalem ing kitha Sala lan sakiwa tengenipun. Basa Jawi nembe mlebet ing zaman ingkang surem, jaman ingkang peteng saengga kathah priyantun jawi asli mboten purun wawan pangandikan ngginakaken basa Jawi. Mesthinipun para priyantun sepuh kedah ngajaraken basa Jawi dumateng para putra-putranipun saengga basa Jawi dados Bahasa Ibu awit kula pitados basa Jawi saget ngraketaken sesambetan kaliyan para leluhuripun ingkang taksih sugeng (gesang). Kathah sanget kedadosan antawisipun putu kaliyan embahipun mboten saget wawan rembag (komunikasi) amargi si putu namung saget bahasa Indonesia, dene embahipun wonten dhusun namung saget basa Jawi, punapa malih panggihipun putu kaliyan embahipun namung setahun sepindah nalika dinten lebaran. Menawi dipun pirsani basa Jawi panci radi benten kaliyan basa sanesipun, mliginipun basa jawi krama inggil wonten undha usuk lan trap-trapanipun utawi unggah ungguh, nanging bab punika kedahipun mboten dados pepalang kangge ngginakaken basa Jawi, paribasanipun senajan dereng saget ngecakaken krama inggil inggih mboten dados punapa sauger taksih kersa ngginakaken basa Jawi ngoko, dados basa jawi mboten ical utawi cures. Sampun kathah sanget kedadosan basa-basa daerah ingkang saben tahun ical utawi cures amargi mboten wonten ingkang ngginakaken. Menawi mboten wonten setiyar ingkang saestu kula pitados basa Jawi krama inggil badhe ical saking pasrawungan. Tandha-tandha kalawau sampun ketingal, sampun kathah priyantun jawi ingkang mboten saget basa jawi krama (inggil). Tandha sanesipun inggih punika sampun awis sanget  wontenipun buku-buku waosan ingkang ngginakaken basa Jawi. Novel basa jawi?, menawi penjenengan mlebet toko buku ingkang ageng mboten badhe manggihaken novel jawi. Koran basa Jawi?, taksih wonten namung awujud suplemen utawi lembaran seminggu sepindhah, contonipun lembaran Jagad Jawa saking koran Solo Pos saben dinten kemis. Majalah basa Jawi inggih namung Panyebar Semangat kaliyan Jayabaya ingkang kababar (terbit) saking kitha Surabaya. Kula gadhah krenteg badhe mbabar buku waosan ngginakaken basa Jawi krama madya  (basa krama padintenan ingkang kula anggep paling kathah dipun ginakaken). Naskahipun sampun wonten, sanadyan mboten saget kabiji sae ananging saget atur pambiyantu tumut nguri-uri basa Jawi. Emanipun mboten wonten pehak penerbit ingkang purun amargi dipun anggep mboten madolaken lan namung ndadosken rugi. Pramila wonten ing kalodhangan punika kula nyuwun tulung lan ngajab dumateng Lassmaro 71 mliginipun kangmas Djoko Prayitno kersoa mandhegani dados penerbit. Kula pribadi mboten pados bathi, amargi kula pribadi mboten mampu ngragadi piyambak. Naskah ingkang sampun kula impun kanthi sesirah (judul) “Sekar setaman”, isinipun maneka werni seserepan ngginakaken basa Jawi krama madya. Katur kangmas Djoko Prayitno, kula nyuwun kanthi sanget kersa paring iguh pertikel, atur pambiyantu mugi naskah punika saget kababar wujud buku waosan basa Jawi, idhep-idhep tumut nguri-uri basa Jawi ingkang saweg mlebet zaman peteng, wasana kula namung saget ngaturake agunging panuwun, Lemah teles, Gusti Allah ingkang badhe males, Matur nuwun.