Sinar matahari pagi tahun 2013 sudah
terasa hangat, sudah selayaknya kita sambut dengan penuh harapan, bukankah
sebuah harapan adalah harta yang harus dimiliki setiap insan dibumi ini?. Tidak
berlebihan kalau kita punya harapan bahwa dunia yang kita tempati ini menjadi dunia yang penuh dengan kedamaian,
ketenangan, dunia tanpa kekerasan dan dunia tanpa penderitaan dan kemiskinan.
Dikancah internasional, sudah puluhan tahun antara
rakyat Palestina khususnya dan dunia Arab bertempur melawan Yahudi Izrael,
mereka tidak pernah akur. Sudah sekian dekade kaum Suni dan Syiah di kalangan
umat Islam saling bertikai, sudah belasan tahun rakyat Pakistan dan India
saling curiga dan sesekali saling menyerang, sudah lebih setengah abad rakyat Korea
selatan dan Korea utara bersitegang dan berkali-kali saling menyerang.
Dalam skala nasional, kita merasa sedih jika
mengenang kejadian tahun 1965 dan 1966 yang meninggalkan luka sejarah, sesama
bangsa Indonesia saling bertikai, saling membunuh, saling curiga dan menunggu
kelengahan pihak lain untuk membalas dendam kesumat yang ada didada
masing-masing. Tragedi demi tragedi kemanusiaan telah kita alami selama ini.
Masih lekat ingatan kita ketika wilayah Aceh masih membara, Irian Jaya
bergolak, Timor Timur mendidih, dan berbagai daerah yang belum merasakan
ketentraman lahir batin. Timbul pertanyaan dalam batin kita, apa yang kita
peroleh dari perbuatan permusuhan?.
Tidak mudah memang menghilangkan keharusan suatu
bangsa atau individu untuk tidak melakukan kekerasan atau pertempuran. Kadang
suatu kebijakan politik pemerintah mengharuskan seuatu bangsa harus mengangkat
senjata. Kadang demi suatu keyakinan tertentu sekelompok umat harus menyerang
kelompok lain yang dianggap telah menghina keyakinannya. Mengapa mereka tak mau
sedikit bersabar dan menahan diri, seolah menabukan adanya meja perundingan.
Perdamaian memang mudah diucapkan namun sulit untuk
diwujudkan, meski demikian kita harus terus berusaha mewujudkan perdamaian yang
diimpikan setiap insan yang bermukim dibumi ini. Entahlah apa yang ada dibatin
setiap idividu, entahlah apa yang ada dibenak para pemimpin umat, entahlah apa
yang dipikirkan setiap penguasa negara, yang jelas tahun 2013 harus dijadikan momentum sebagai tahun
perdamaian dunia, kita awali dari hari ini tanggal 1 Januari 2013 sebagai hari
perdamaian dunia, ucapkan kata-kata dengan tegas dan penuh semangat: Stop
kekerasan, ciptakan perdamaian, dan tancapkan niyat yang kokoh disetiap dada
kita, sejak detik ini tidak akan melakukan kekerasan.
Sungguh indah sekali jika setiap insan dibumi ini
mengucapkan ikrar seperti itu, namun ikrar tersebut harus diemplemantasikan
dalam sikap dan perbuatan. Kini dipinggiran jalan raya ditengah kota telah
berjajar saudara-saudara kita yang menjajakan aneka terompet dari kertas dengan
aneka warna dan model. Sungguh menarik ajakan rakyat kecil tersebut mengajak
kita untuk meniup terompet perdamaian menjelang pergantian tahun, tapi apalah
arti tiupan terompet perdamaian pedagang terompet jika para penguasa dan pengambil
keputusan tidak mengemplementasikan dalam langkah-langkah perdamaian?.
Salah satu
penyebab suburnya budaya kekerasan dinegeri ini adalah merebaknya ketidak
adilan disekeliling kita. Tengoklah para buruh yang terpinggirkan oleh
kebijakan outsoursing, lihatlah petani kita yang terombang-ambingkan harga jual
gabah disaat mereka panen. Tengoklah saudara kita yang masih berstatus
penganggur, luangkan sedikit waktu untuk
melihat saudara kita kaum difabel yang merana, kunjungilah panti anak yatim dan
panti wreda disekitar kita, disanalah ada pemandangan yang menyedihkan.
Kemudian bandingkan dengan glamornya para selebritas kita, sandingkan dengan
polah tingkah wakil rakyat kita di senayan dan daerah lain. Bandingkan dengan
kehidupan para pejabat yang korup, tentu akan dapat saudara lihat ketimpangan
yang semakin melebar tak terkendali. Kondisi inilah yang sering jadi penyebab
peperangan, kekerasan, kerusuhan, bentrokan, tawuran dan sejenisnya. Arti
sebuah perdamaian semakin menjauh dari kenyataan.
Bumi katulistiwa yang indah dan hijau serta luas
seharusnya bisa memakmurkan seluruh rakyatnya. Gunung emas, limpahan minyak,
bongkahan batu bara, lebatnya hutan, luasnya lautan serta kekayaan alam yang
serba melimpah seharusnya bisa dinikmati bersama. Jangan ada kemiskinan
dinegeri ini, jangan ada kekerasan dinegeri ini. Budaya rakyat Indonesia yang
ketimuran yang santun dan saling menghormati seharusnya tidak boleh hilang
hanya karena persoalan ketidak adilan.
Tahun 2013 meski merupakan tahun persiapan aneka macam
pemilu besuk tahun 2014, seharusnya dijadikan momen awal untuk mencetuskan
niyat-niyat perdamaian. Ajang pemilu boleh beda pendapat tapi kerukunan lebih
utama. Para pemimpin boleh bersaing menunjukkan program yang mengutamakan
kepentingan rakyat, tetapi jangan mengorbankan rakyat. Jadikanlah tahun 2013
sebagai tahun awal pengabdian para pemimpin kepada rakyatnya, yang sudah merasa
mengabdi hendaklah meningkatkan pengabdiannya, yang masih mempunyai niyat dan
agenda lain hendaklah kembali meluruskan niyatnya untuk mengabdi kepada
rakyatnya.
Ucapkan janji
Para pemimpin di Solo raya baik bupati maupun
walikota, jadikanlah momentum tahun baru 2013 ini untuk kembali berjanji,
setidak-tidaknya janji dalam hati untuk memakmurkan dan menyejahterakan seluruh
rakyatnya, ingatlah masih banyak rakyat anda yang hidup miskin, menganggur,
terpinggirkan dan aneka masalah yang tidak mengenakkan, kini saatnya saudara lebih
fokus memikirkan mereka. Alihkan perhatian anda barang sebentar dari kebiasaan
memanjakan sikaya, mendahulukan si sukses. Terimalah kedatangan para-para
penyandang masalah sosial ini, dengarkan keluhan mereka, dengarkan harapan
mereka.
Mereka inilah sebenarnya yang perlu mendapat
prioritas penanganan anda. APBD harus lebih berpihak pada rakyat, pernahkah anda
mendengar cacian dan umpatan rakyat kecil melihat para pemimpinnya mengadakan
studi banding keluar kota/keluar negeri?. Mungkin anda perlu tahu rintihan
tangis rakyat kecil ketika anda mengalokasikan pembelian mobil baru untuk
pejabat sementara nasib rakyat kecil terabaikan. Dikota Solo saja masih lebih
15% rakyatnya yang miskin apalagi di kabupaten-kabupaten.
Belum terlambat
Tidak ada kata terlambat untuk berbuat baik
terhadap rakyatnya, kemiskinan pangkal dari segala persoalan hidup, inilah
prioritas yang harus segera ditangani, sudah lama mereka ini menunggu perubahan
nasib, jangan tunda lagi harapan mereka di tahun 2013 ini manjadi hampa.
Jadikan hari perdamaian dunia ini menjadi tahun perdamaian di bumi Solo raya.
Stop kekerasan meski berdemensi lokal, tret,,, tret,,, tret,....... Selamat
tahun baru.